Travel

Terhipnotis Indahnya Negeri di Atas Awan: Pengalaman Tak Terlupakan di Tumpeng Menoreh, Yogyakarta!

Siapa yang tidak rindu dengan pesona Yogyakarta? Kota gudeg ini selalu punya kejutan yang tak ada habisnya. Selain pantai selatan yang memukau dan keindahan budaya yang kental, ada satu destinasi baru yang sedang naik daun dan menawarkan pengalaman bak di negeri di atas awan: Tumpeng Menoreh.

Bagi Anda yang sedang mencari tempat healing, spot foto Instagramable, atau sekadar ingin menikmati keindahan alam dari ketinggian, Tumpeng Menoreh di Kulon Progo, Yogyakarta, adalah jawabannya. Mari saya ajak Anda menyusuri perjalanan menakjubkan ini, dari persiapan hingga momen magis di puncak!

Menuju Puncak Keindahan: Perjalanan ke Tumpeng Menoreh

Lokasi Strategis di Pegunungan Menoreh Tumpeng Menoreh berlokasi di Kulon Progo, Yogyakarta, tepatnya di perbatasan antara Yogyakarta dan Jawa Tengah. Destinasi ini berada di ketinggian, menawarkan pemandangan 360 derajat yang luar biasa dari Pegunungan Menoreh.

Akses Menuju Tumpeng Menoreh: Perjalanan dari pusat kota Yogyakarta (misalnya, dari Malioboro) membutuhkan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam, tergantung kondisi lalu lintas dan kecepatan berkendara. Rute terbaik biasanya melalui jalur yang mengarah ke Samigaluh atau dari arah Borobudur. Jalan menuju lokasi sudah cukup baik, meskipun ada beberapa tanjakan dan kelokan yang menantang, khas jalanan pegunungan. 

Catatat dari Official Pengelola Tumpeng menoreh “”TIDAK DIREKOMENDASIKAN Lewat Magelang – Borobudur -Ngargoretno Gunakan Maps saat sudah berada di Yogyakarta. Jalur paling aman untuk semua jenis kendaraan manual, matic, tua, muda, kecil, maupun minibus. Himbauan sekali lagi Direkomendasikan lewat jalur Yogyakarta, BUKAN Magelang Matursuwun” 🙏”

Tips Perjalanan:

 

    • Waktu Terbaik: Datanglah sebelum matahari terbit (sekitar pukul 04.30-05.00 WIB) untuk menyaksikan sunrise yang memukau dan lautan awan. Pemandangan sunset juga tak kalah indah.

    • Kendaraan: Lebih disarankan menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima karena akan melewati tanjakan dan turunan.

    • Pakaian Hangat: Udara di puncak sangat dingin, terutama dini hari atau sore hari. Jangan lupa bawa jaket tebal, syal, atau topi kupluk.

    • Tiket Masuk Tumpeng Menoreh: Harga tiketnya sangat terjangkau, biasanya sekitar Rp 50.000 (harga bisa berubah sewaktu-waktu). Sudah termasuk voucher makan/minum di restorannya.

Daya Pikat Tumpeng Menoreh: Lebih dari Sekadar Pemandangan

Apa yang membuat Tumpeng Menoreh begitu istimewa dan layak dikunjungi?

1. Arsitektur Unik Bak Piramida Terbalik

Salah satu daya tarik utama adalah bentuk bangunannya yang menyerupai tumpeng atau piramida terbalik, lengkap dengan lampu-lampu yang menyala indah saat gelap. Ini menjadikannya spot foto yang sangat populer, terutama di malam hari atau saat fajar.

2. Panorama 360 Derajat yang Bikin Melongo

Dari puncak Tumpeng Menoreh, Anda bisa menyaksikan panorama alam yang luar biasa. Di satu sisi, terhampar hijaunya Pegunungan Menoreh yang bergelombang. Di sisi lain, Anda bisa melihat gugusan gunung-gunung besar Jawa Tengah seperti Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, Sindoro, dan Prau saat cuaca cerah.

Saat pagi hari, jika beruntung, Anda akan disuguhkan fenomena lautan awan yang menyelimuti lembah di bawah, membuat Anda serasa berdiri di atas langit. Momen sunrise di sini benar-benar tak terlupakan!

3. Restoran Sky View dengan Konsep Dining Elegan

Tumpeng Menoreh bukan hanya tempat melihat pemandangan, tapi juga dilengkapi dengan restoran modern di puncaknya. Anda bisa menikmati hidangan lezat (makanan khas Jawa atau Barat) sambil ditemani pemandangan indah di sekeliling. Voucher tiket masuk bisa digunakan sebagai potongan harga di restoran ini.

4. Spot Foto Instagramable di Setiap Sudut

Setiap sudut Tumpeng Menoreh dirancang estetik. Dari tangga melingkar, jembatan pandang, hingga area outdoor dengan kursi-kursi beanbag, semuanya adalah spot sempurna untuk mengabadikan momen. Jangan lupa siapkan kamera Anda!

Pengalaman Pribadi: Kesejukan dan Kedamaian yang Mendalam

Perjalanan saya ke Tumpeng Menoreh dimulai dini hari. Udara dingin pegunungan langsung menyambut begitu tiba di area parkir. Menaiki tangga menuju puncak, lampu-lampu yang menyala dari bangunan utama sudah terlihat begitu memukau.

Sesampainya di puncak, hembusan angin sejuk langsung menyapa. Langit yang mulai menampakkan semburat jingga perlahan mengubah gelap menjadi terang. Dan kemudian, perlahan, awan-awan tebal mulai menyingkap, menampakkan puncak-puncak gunung dan lembah hijau yang terbentang luas. Rasanya seperti mimpi. Menyeruput kopi hangat sambil memandang keindahan tak terhingga ini adalah definisi sempurna dari ketenangan.

Pengalaman bersantap di restorannya juga tak kalah seru. Meski di ketinggian, hidangan disajikan dengan kualitas restoran papan atas. Ini benar-benar kombinasi sempurna antara keindahan alam dan kenyamanan.

Tips Tambahan untuk Perjalanan Anda:

 

    • Baterai Penuh: Pastikan handphone atau kamera Anda terisi penuh, karena Anda akan banyak berfoto.

    • Uang Tunai: Meskipun ada opsi pembayaran non-tunai, membawa uang tunai selalu disarankan untuk hal-hal tak terduga.

    • Jaga Kebersihan: Selalu buang sampah pada tempatnya. Mari jaga kelestarian alam dan keindahan Tumpeng Menoreh.

    • Rencanakan Kunjungan Lanjutan: Anda bisa mengombinasikan kunjungan ke Tumpeng Menoreh dengan destinasi lain di Kulon Progo atau sekitar Borobudur, seperti Puncak Suroloyo atau Gereja Ayam.

Kesimpulan: Destinasi Wajib di Yogyakarta!

Tumpeng Menoreh bukan hanya sekadar tempat wisata, melainkan pengalaman yang akan meninggalkan kesan mendalam. Keindahan alamnya yang megah, arsitektur yang unik, dan suasana yang menenangkan menjadikannya destinasi wajib bagi siapa pun yang berkunjung ke Yogyakarta. Jadi, tunggu apa lagi? Segera masukkan Tumpeng Menoreh Kulon Progo Yogyakarta ke dalam itinerary perjalanan Anda dan rasakan sensasi berada di negeri di atas awan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian